Senin, 19 November 2012

ILMU DUNIA DAN AKHIRAT

Menuntut Ilmu Hasil ujian nasional siswa kelas tiga SLTA telah diumumkan. Kita mengetahui bersama bagaimana cara mereka merayakan kelulusan itu. Dari yang mengecat rambut, seragam sekolah, konvoi sepeda motor hingga pesta minuman keras mewarnai aksi para siswa kelas tiga. Sungguh sangat disayangkan jika aksi negatif yang akhirnya menjadi pilihan dalam merayakan kelulusan. Sementara itu siswa yang tidak lulus pun punya cara berbeda dalam mengekspresikan kesedihannya. Dan sebentar lagi juga akan diumumkan hasil ujian nasional untuk siswa kelas tiga SLTP. Kelulusan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan menempuh pendidikan. Justru dari situlah perjuangan baru dimulai untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Apalagi ini merupakan momen yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2010. Di dalam Islam, menuntu ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan dia bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa : “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan”. (HR. Ibnu Abdul Barr). Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan. Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya. Rasulullah Saw sendiri pernah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dimulai sejak dari kecil hingga seseorang meninggal dunia. Jadi tak ada kata terlambat untuk memulainya, namun penekanannya tetap diutamakan semenjak kecil dan beliau juga pernah bersabda : “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu merupakan kewajiban pada setiap orang Islam…..”. (HR. Ibnu Abdul barr). Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tetap harus dicari meskipun jaraknya sangat jauh dari tempat kita berada, sebab hal itu merupakan suatu kewajiban bagi orang Islam. Kalau kita bandingkan pada jaman Rasulullah, negeri Cina waktu itu sangat jauh tempatnya dari tanah Arab dan untuk sampai ke sana memerlukan waktu berhari-hari lamanya sedangkan kendaraan yang ada hanyalah onta. Meski banyak yang mengatakan bahwa hadits ini lemah sanadnya namun melihat perkembangan negeri Cina yang pesat di berbagai bidang pada masa sekarang tentu kita tak dapat menutup mata. Kaum muslim di negeri itu pun juga sudah semakin banyak jumlahnya. Tak ada tempat yang jauh, arena dengan ilmunya, dengan pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya manusia mampu membikin kendaraan. Jarak yang tadinya jauh menjadi dekat dan bisa ditempuh sampai ke tempat yang dituju hanya dalam waktu singkat. Tentu saja itu juga tak lepas dari karunia dari Allah Swt yang telah menganugerahkan kepada kita berupa akal dan pikiran. Seberapapun tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan sebagian kecil saja dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh sebagian-sebagian dari ilmu Allah yang lain tetaplah ada selama manusia mempunyai kemauan, kemampuan dan usaha. Dalam mencari ilmu pengetahuan, hendaklah yang dapat memberikan manfaat bagi kebaikan di dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Karena itulah Nabi Muhammad Saw minta perlindungan kepada Allah sebagaimana sabda beliau : “Aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat”. Mengingat pentingnya hal ini, Allah menjamin setiap orang yang mencari ilmu berupa rizki sesuai sabda rasulullah : “Orang mencari ilmu, Allah menjamin rizkinya”. Selagi ada kesempatan untuk mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau mengangkat ilmu dari manusia, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk kita manfaatkan serta kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amal jariyah yang tak akan terputus.

0 komentar:

Posting Komentar